Dan dalam waktu yang bersamaan dikala susah bercampur senang, dikala ada sebagian yang tak merasakan apa-apa namun disisi yang lainnya sedang gundah, maka yang tak merasakan apa-apa itu sebenarnya ia merasa namun ia terus berlari darinya. Tak kuat menahan asa sehingga ia tak mau ambil pusing atas segala sesuatu yang menimpanya, dialah orang-orang yang dalam pelariannya merasakan kegeliahan sekalipun ia tak meraakan beban. Dalam sejarah sepanjang kehidupannya ia terus berlari tanpa arah yang pasti, mencoba berusaha menghindari banyak lubang sekalipun lubang itu tak dapat ia hindari, dengan sekuat tenaga menahan amarah tetap saja tergelincir.
Disisi yang lain ada sebagian yang membutuhkan ia walau tak berharga setidaknya ia adalah harapan, namun yang diharapkannya itu tak mempunyai harapan yang pasti dengan hidupnya sendiri. Berjalan tanpa arah dan terombang-ambing oleh derasnya gelombang kehidupan, tak ada kendali yang ia dapati.
Perangainya semakin hari kian buruk, menjerit dalam hati menyesal dalam dada. Gelapnya hari-hari semakin menambah gelapnya hati. Cahaya itu tlah redup, redup diterpa sesuatu yang memudahkan ia untuk semakin terjatuh kedalam jurang, jurang yang memakan wajahnya menenggelamkan dirinya, menutupi semua kekurangan tanpa ada kelebihan yang berarti pada dirinya.
Dalam pikiran sudah tak tentu, tak terfokus dengan apa yang ia tuju, hidupnya semakin malas tak bergairah, lesu dan semakin payah. Inilah yang terus menghinggapi dirinya yang selalu saja rasa putus asa itu kian menyesakkan dada. Keinginanya memang selalu tercapai hanya saja tiap kali keinginan itu tercapai maka seperti harus membayarnya dengan kemiskinan hati. Hati yang miskin ini seperti terlilit oleh hutang. Tak nyaman, tak tentram.
Waspadalah jika meminta sesuatu, berhati-hatilah jika punya keinginan. Maka jika keinginanmu telah tercapai, itu tidaklah cuma-cuma dan tentu saja kau harus membayarnya dengan hati. dan jikalau hatimu miskin tentunya hidupmu akan dipenuhi dengan segala kesulitan diri, yang pasti uring-uringan.
Komentar
Posting Komentar