Langsung ke konten utama

Makin Memborok

Ini masa sulit
Bukan...tapi agak berbelit
Dan sedikit rumit
Agak sedikit sakit

Lelah tidak
Tapi memang belum ada solusi
Mengeluh adalah manusiawi
Jalan buntu sukar bertindak

Dalam hidup sudah biasa
Adakala makin parah
Jika berhenti melangkah
Ya itulah asa dan susah

Banyak yang bilang
Susah senang karena uang
Nyata itu memang
Maha beri uang
Bukan beri ruang

Masih ada yang munafik
Tentu matahari berbalik
Tak akan ada jalan yang paling baik
Selain untuk tidak terpublik

Berkaca diri
Menelaah ke dalam hati
Masih jauh dari yg terdiri
Memang masih kotor terakui
sadar akan sebab ini terjadi

Dampak dari kesenangan
Hanya menambah penyesalan
Benalukan penderitaan
Kepada yg paling rentan
Ia adalah cintanya

Entah siapa yg benalu
Atas cinta dan tipu
Senang dibayar susah
Lalu berkata baiklah
Akui salah ambil hikmah

Hanya semoga
Cuma doa
Dan usaha semampunya
Membayar cicil demi upaya
Melunasi bahagia

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Kenyataan

Apa yang engkau takutkan Tak perlu engkau merisaukan Memang sudah begini keadaan Carut marut tidak karuan Wahai apa yang enkau takutkan Janganlah engkau pikirkan Memang pahit kenyataan Hancur lebur berantakan Tidakkan engkau sendirian Namun engkau bersama Tuhan Tetaplah engkau dijalan kebaikan Dan biarlah Tuhan yang menyeimbangkan Takperlu engkau takut dan bersedih Tuhan mencukupkan apa yang ingin kau raih Semua tinggal kita yangmemilih Berusahalah tanpa kenal rasa pamrih Cukup melakukan yang baik-baik saja Kemudian letakkan mimpimu di TanganNya Niscaya semua kan menjadi nyata Asal kita sepenuhnya mau saling percaya Kepada sesama umat manusia -Reza Pahlevi-04-06-2010

Jejak Kaki di Pasir

Suatu malam seorang laki-laki bermimpi. Ia bermimpi sedang berjalan kaki di pantai bersama Tuhan. Mereka berjalan beriringan melintasi pantai berpasir yang merupakan kilasan kehidupan yang pernah dilalui oleh laki-laki itu. Pada setiap babak kehidupanya, ia sadari ada dua pasang jejak kaki diatas pasir yg dia lalui. Satu jejak kaki miliknya, dan satu lagi adalah jejak kaki milik Tuhan yang menemaninya berjalan. Ketika ia berhasil melewati babak terakhir dari lintasan kehidupannya ia sempat menoleh kebelakang dan melihat jejak-jejak kaki yang tertinggal dipasir. Ia baru sadar jika ternyata banyak sekali dalam kilasan kehidupannya selama ini, hanya ada satu pasang jejak kaki saja. Dan parahnya lagi, hal itu sering terjadi pada saat ia melalui masa-masa yang sangat sulit dan menyedihkan dalam hidupnya. Ia kemudian bertanya kepada Tuhan. “Tuhan, Engkau berjanji jika aku memutuskan untuk mengikuti jalan-MU, Engkau akan berjalan mengiringiku sepanjang jalan. Tapi mengapa, ketika saya h...